Jumat, 04 Januari 2013

Ganbaran Kejadian Status Gizi pada Ibu Hamil



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Kehamilan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia. Para calon ibu harus sehat dan mempunyai gizi cukup (berat badan normal) sebelum hamil dan setelah hamil. Jika ibu tidak mendapat gizi yang cukup selama kehamilan, maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Ibu yang menderita kekurangan gizi juga akan kekurangan ASI bila kelak menyusui (Erna Francin Paath, 2004).
Diet yang baik mengurangi kemungkinan pembentukan janin abnormal dan membantu menjamin janin tumbuh sebaik mungkin. Makan saja makanan sehat yang, yaitu Makanan yang kaya vitamin, mineral, dan serat tapi tidak terlalu tinggi kadar gula atau lemaknya. Secara ideal lemak yang diberikan tidak lebih 30% total kalori harian (Lutfiatus Solihah, 2009). 
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkomsumsi makanan yang  mengandung     protein,     zat besi,     dan     minum     cukup     cairan
(Yuni Kusmiati, S. ST, dkk, 2009).
Tiga bulan pertama, pertumbuhan janin masih lambat dan penambahan kebutuhan zat-zat gizi pun masih relative kecil. Tahap ini, ibu memasuki masa anabolisme, yaitu masa untuk menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap setiap   hari   untuk  cadangan          persediaan           pada          trimester          berikutnya
(Mirza Maulana, 2009).
Memasuki trimester kedua, janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya. Kecepatan pertumbuhannya mencapai 10 gram per hari. Tubuh ibu juga mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta. Peningkatan kualitas gizi sangat penting karena tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk     cadangan sebagai bahan pembentuk ASI (Mirza Maulana, 2009).
Trimester ketiga, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi yang      disimpan ibu selama tahap  sebelumnya (Mirza Maulana, 2009).
Gizi sangat berpengaruh pada tumbuh kembang otak. Pertumbuhan otak yang pesat terjadi 2 fase. Fase pertama pada usia kehamilan 15-20 minggu dan fase kedua adalah 30 minggu sampai 18 bulan setelah bayi lahir  (Yuni Kusmiati, S.ST, dkk, 2009).
Data WHO, UNICEF, dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari satu persen pertahun. Pada 2005, sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah dari jumlah kematian ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000. Menurut data WHO, sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara-negara berkembang (Antaranews, 2009). 
Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian per 100 ribu kelahiran bayi hidup. Sementara itu di Asia Tenggara, WHO memperkirakan sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun, sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir diperkirakan berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98 persen dari seluruh kematian ibu dan anak yang terjadi di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal, dan Myanmar (Antaranews, 2009). 
Tahun 2002 angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Dari lima juta kelahiran hidup diIndonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Ini merupakan dampak dari anemia dan   kekurangan           energi           kronik         pada           ibu           hamil
(Mc Carthy dan Maine, 2009).
Eklampsia, perdarahan, serta penyakit infeksi dianggap sebagai penyebab kematian pada umumnya. Ketiga penyakit ini terkait erat, baik langsung maupun tidak langsung dengan status gizi ibu. Perdarahan pasca partum dan plasenta previa, misalnya, kerap menyengsarakan penderita anemia defisiensi gizi. Kasus anemia defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan malnutrisi serta infestasi parasit (Dr. Arisman, B, 2004).
Data di atas memberikan gambaran bahwa masalah gizi ibu hamil sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui gambaran status gizi pada ibu hamil di Puskesmas Batua Makassar.











B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut  :
1.  Bagaimana gambaran status gizi pada ibu hamil berdasarkan berat badan tahun 2011?
2.  Bagaimana gambaran status gizi pada ibu hamil berdasarkan Lila (Lingkar Lengan Atas) tahun 2011?
3.  Bagaimana gambaran status gizi pada ibu hamil berdasarkan kadar Hb (Hemoglobin) tahun 2011?
C.   Tujuan Penelitian
1.  Tujuan Umum
Diperolehnya gambaran status gizi pada ibu hamil di Puskesmas Batua Makassar tahun 2011.
2.  Tujuan Khusus
a.  Diperolehnya gambaran status gizi pada ibu hamil berdasarkan Berat Badan
b.  Diperolehnya gambaran status gizi pada ibu hamil berdasarkan Lila
c.   Diperolehnya gambaran status gizi pada ibu hamil berdasarkan Hb


D.   Manfaat Penelitian
1.  Bagi Peneliti
Pengalaman yang sangat berharga yang dapat meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan dan menambah wawasan serta merupakan acuan bagi penulis
2.  Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan bahan informasi bagi masyarakat atau meningkatkan kesejahteraan hidup
3.  Bagi Instansi tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas dalam pengambilan kebijakan dalam peningkatan status gizi pada ibu hamil
4.  Bagi Institusi
Sebagai bahan bacaan dan informasi bagi institusi tempat pendidikan dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang status gizi pada ibu hamil