BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehamilan
adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia. Para
calon ibu harus sehat dan mempunyai gizi cukup (berat badan normal) sebelum
hamil dan setelah hamil. Jika ibu tidak mendapat gizi yang cukup selama
kehamilan, maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Ibu yang
menderita kekurangan gizi juga akan kekurangan ASI bila kelak menyusui (Erna
Francin Paath, 2004).
Diet
yang baik mengurangi kemungkinan pembentukan janin abnormal dan membantu menjamin
janin tumbuh sebaik mungkin. Makan saja makanan sehat yang, yaitu Makanan yang
kaya vitamin, mineral, dan serat tapi tidak terlalu tinggi kadar gula atau
lemaknya. Secara ideal lemak yang diberikan tidak lebih 30% total kalori harian
(Lutfiatus Solihah, 2009).
Gizi
pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil
seharusnya mengkomsumsi makanan yang mengandung
protein, zat besi, dan
minum cukup cairan
(Yuni
Kusmiati, S. ST, dkk, 2009).
Tiga
bulan pertama, pertumbuhan janin masih lambat dan penambahan kebutuhan zat-zat
gizi pun masih relative kecil. Tahap ini, ibu memasuki masa anabolisme, yaitu
masa untuk menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap
setiap hari untuk cadangan persediaan pada trimester
berikutnya
(Mirza
Maulana, 2009).
Memasuki
trimester kedua, janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya.
Kecepatan pertumbuhannya mencapai 10 gram per hari. Tubuh ibu juga mengalami
perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim
serta plasenta. Peningkatan kualitas gizi sangat penting karena tahap ini ibu
mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI (Mirza
Maulana, 2009).
Trimester ketiga, dibutuhkan vitamin dan
mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak.
Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi yang disimpan
ibu selama tahap sebelumnya (Mirza Maulana,
2009).
Gizi sangat berpengaruh pada tumbuh kembang
otak. Pertumbuhan otak yang pesat terjadi 2 fase. Fase pertama pada usia
kehamilan 15-20 minggu dan fase kedua adalah 30 minggu sampai 18 bulan setelah
bayi lahir (Yuni Kusmiati, S.ST, dkk,
2009).
Data
WHO, UNICEF, dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini
masih kurang dari satu persen pertahun. Pada 2005, sebanyak 536.000 perempuan
meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah dari jumlah kematian
ibu tahun 1990 yang sebanyak 576.000. Menurut data WHO, sebanyak 99 persen
kematian ibu akibat masalah persalinan terjadi di negara-negara berkembang
(Antaranews, 2009).
Rasio kematian ibu di negara-negara
berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian per 100 ribu kelahiran
bayi hidup. Sementara itu di Asia Tenggara, WHO memperkirakan sebanyak 37 juta
kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun, sementara total
kematian ibu dan bayi baru lahir diperkirakan berturut-turut 170 ribu dan 1,3
juta per tahun. Sebanyak 98 persen dari seluruh kematian ibu dan anak yang
terjadi di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal, dan Myanmar (Antaranews, 2009).
Tahun 2002 angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Dari lima juta kelahiran
hidup diIndonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat
komplikasi kehamilan atau persalinan. Ini merupakan dampak dari anemia dan kekurangan energi kronik pada ibu hamil
(Mc Carthy dan Maine, 2009).
Eklampsia, perdarahan, serta penyakit infeksi
dianggap sebagai penyebab kematian pada umumnya. Ketiga penyakit ini terkait
erat, baik langsung maupun tidak langsung dengan status gizi ibu. Perdarahan
pasca partum dan plasenta previa, misalnya, kerap menyengsarakan penderita
anemia defisiensi gizi. Kasus anemia defisiensi gizi umumnya selalu disertai
dengan malnutrisi serta infestasi parasit (Dr. Arisman, B, 2004).
Data di atas memberikan gambaran bahwa masalah
gizi ibu hamil sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin maka
peneliti merasa tertarik untuk mengetahui gambaran status gizi pada ibu hamil
di Puskesmas Batua Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka peneliti
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana
gambaran status gizi pada ibu
hamil berdasarkan berat badan tahun 2011?
2. Bagaimana
gambaran status gizi pada ibu
hamil berdasarkan Lila (Lingkar Lengan Atas) tahun 2011?
3. Bagaimana
gambaran status gizi pada ibu hamil berdasarkan kadar Hb (Hemoglobin) tahun 2011?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Tujuan
Umum
Diperolehnya
gambaran status gizi pada ibu hamil di Puskesmas Batua Makassar tahun 2011.
2. Tujuan
Khusus
a. Diperolehnya
gambaran status gizi pada ibu hamil berdasarkan Berat Badan
b. Diperolehnya
gambaran status gizi pada ibu hamil berdasarkan Lila
c. Diperolehnya
gambaran status gizi pada ibu hamil berdasarkan Hb
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi
Peneliti
Pengalaman
yang sangat berharga yang dapat meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan dan menambah
wawasan serta merupakan acuan bagi penulis
2. Bagi
Masyarakat
Dapat
dijadikan bahan informasi bagi masyarakat atau meningkatkan kesejahteraan hidup
3. Bagi
Instansi tempat Penelitian
Sebagai
bahan masukan bagi Puskesmas dalam pengambilan kebijakan dalam peningkatan
status gizi pada ibu hamil
4. Bagi
Institusi
Sebagai
bahan bacaan dan informasi bagi institusi tempat pendidikan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan tentang status gizi pada ibu hamil